Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali’ –Tan Malaka
Dari kutipan diatas, kita sebagai makhluk yang berakal harusnya berfikir, untuk apa sebenarnya pendidikan yang telah kita dapat selama ini? Atau mungkin pendidikan yang telah kita dapat ini tidak ada manfaat-manfaatnya sama sekali?
Pengabdian masyarakat merupakan perwujudan dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Mari kita renungkan, sebagai mahasiswa, kita bisa menilai sebesar apa kemampuan dan potensi kita sebagai agent of change, agen perubahan untuk suatu bangsa. Mahasiswa adalah kaum intelek muda yang (seharusnya) menjadi garda terdepan dalam memperbaiki kondisi bangsa, kontribusi riil nya bisa dilihat dari pengaplikasian Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Prodi Teknologi Rekayasa Otomasi tidak mau ketinggalan berkontribusi untuk pengabdian masyarakat. Bertempat di Pantai Maron Kota Semarang, Jawa Tengah. Mahasiswa Teknologi Rekayasa Otomasi berinisiatif untuk melakukan pembersihan sampah pada pantai maroon dan penanaman pohon bakau sebagai bentuk kepedulian pada kelestarian alam.
Kelesterian alam merupakan penyokong kehidupan masyarakat agar dapat hidup dengan nyaman dan aman dari bencana alam. Pelestarian lingkungan merupakan bentuk nyata pengabdian ke masyarakat untuk saling menjaga lingkungan demi keberlangsungan hidup seluruh elemen kehidupan di bumi.
Sekecil apapun gerakan pengabdian masyarakat dan bagaimana pun bentuknya itu adalah bagian dari pengabdian masyarakat. Maka dari itu janganlah malu berbaur dengan masyarakat yang berbeda lapisan, karena kita adalah bagiannya.